Selamat Datang di Website ini dengan senang hati

Kamis, 26 Juli 2012

Sejarah Kian Santang


Kian Santang adalah tokoh tasawuf dari tanah pasundan yang ceritanya melegenda khususnya di hati masarakat pasundan dan kaum tasawuf ditanah air pada umumnya. Tokoh kian-santang ini pertama kali berhembus dan dikisahkan oleh raden CAKRABUANA atau pangeran walangsungsang ketika menyebarkan islam di tanah cirebon dan pasundan. Pangeran cakrabuana adalah anak dari prabu sili-wangi atau jaya dewata raja pajajaran, yang dilahirkan dari permaisuri ketiga yang bernama nyi subang larang, subang-larang sendiri murid dari mubaliq kondang yaitu syeh maulana-hasanudin atau terkenal dengan syeh kuro krawang.
Mulanya yaitu, ketika raden walangsungsang memilih untuk pergi meninggalkan galuh pakuan atau pajajaran, yang di sibebabkan oleh keberbedaan haluan dengan keyakinan ayahnya yang memeluk agama “shangyang”, pada waktu itu. diriwayatkan beliau berkelana mensyi’arkan islam bersama adiknya yaitu rara santang (ibu dari syarif hidayatullah atau “sunan gunung jati”) dengan membuka perkampungan di pesisir utara yang menjadi cikal-bakal kerajaan caruban atau kasunanan cirebon yang sekarang adalah “kota madya cirebon”.
Legenda kian-santang sendiri diambil dari sebuah kisah nyata, dari tanah pasundan tempo dulu yang ceritanya pada waktu itu tersimpan rapi berbentuk buku di perpustakaan kerajaan pajajaran. Karena pajajaran adalah hasil penyatuan dua kerajaan antara galuh dan kerajaan sunda pura yang dimana kerajaan galuh dan sundapura adalah dua kerajaan pecahan dari taruma negara, yang di masa prabu PURNA-WARMAN yaitu raja ketiga dari kerajaan taruma negara yang di pecah menjadi dua yaitu tarumanegara yang berganti sundapura dan ibukota lama menjadi galuh pakuan. Dan jaya dewata menyatukan kembali dua pecahan kerajaan taruma negara menjadi pajajaran.
Di mana di kisahkan pada waktu itu yaitu abad ke 4m atau tahun 450 pernah terdapat putra mahkota yang sakti mandraguna bernama GAGAK LUMAYUNG yang dalam ceritanya “di tataran suda dan sekitarnya ,tak ada yang mampu mengalahkan ilmu kesaktiannya. hingga suatu saat datang pasukan dari dinasti TANG yang hendak menaklukkan kerajaan tarumanegara. namun berkat gagak lumayung, pasukan TANG dapat di halau dan tunggang-langgang meninggalkan taruma negara.
Semenjak itu raden gagak lumayung di beri sebutan ”KI AN SAN TANG” atau ”penakluk pasukan tang” Di ceritakan sang kiansantang ini karena saking saktinya hingga dia rindu kepingin melihat darahnya sendiri. Hingga sampailah di suatu ketika sa’at dia mendapat wangsit di tapabratanya bahwah di tanah arab terdapat orang sakti mandraguna.  Konon: dengan ajian napak sancangnya raden kian santang mampu mengarungi lautan dengan berkuda saja. “Di mana dalam ceritanya ketika sampai di pesisir beliau bertemu seorang kakek ,dan padanya dia minta untuk di tunjukan di mana orang sakti yang kian santang maksud tersebut”.  Dan dengan senang hati si-kakek tersebut menyanggupinya dan sementara dia mengajak beliau “kiansantang” untuk mampir dulu ke rumahnya.
Al-kisah setelah sampai di rumahnya tongkat dari sang kakek tersebut tertinggal di pesisir dan minta kian santang untuk mengambilkanya ,konon dikisahkan si-kian santang tak mampu mencabutnya sampai tanganya berdarah-darah ,disitulah kian santang baru sadar kalau kakek itu adalah orang yang di carinya.  Dan akhirnya dengan membaca kalimah syahadat yang di ajarkan sang kakek tadi “yang akhirnya menjadi guru spiritualnya” tongkat tersebut dapat di cabut .
Cerita tersebut membumi sekali sampai saat sekarang. Dan yang aneh, kebanyakan orang menduga kalau kian santang itu adalah raden walang sungsang. Padahal banyak sekali cerita yang sepadan dengan kisah raden walang sungsang tersebut. Yang sesungguhnya dialah yang mengisahkan justru dialah yang di kira pelaku (raden walang sungsang atau pangeran cakrabuana) sebagai tokoh yang diceritakan itu. Tujuannya adalah hanya sebagai media dakwah dan penyebaran islam di bumi cirbon dan sekitarnya. Sehingga sampai sekarang banyak kalangan yang menyangka raden walangsungsang adalah kian santang bahkan ada yang menafikan kian santang adalah adik cakrabuana dan kakak dari rara santang.
Raden walangsungsang mengambil cerita ini dari perpustakaan kerajaan pajajaran dengan pertimbangan karena kisah itu mirip dengan kisahnya, Yang di mana kian santang setelah pulang dari arab dia ingin meng-islamkan ayahnya prabu purnawarman namun di tolaknya dan kian santang memilih meninggalkan istana dan tahtanya di berikan adiknya yaitu darmayawarman. Begitu pula raden walang sungsang yang pernah merantau ke arab dan meningkahkan adiknya rara santang yang di ambil istri oleh putra kerajaan mesir waktu itu dan pernikahan berlangsum di mesir yang dari perkawinan inilah nanti akan lahirlah raden syarif hidayatullah atau sunan gunung jati.
Keinginan Walangsungsang untuk meng-islamkan prabu siliwangi ditolak mentah-mentah dan ayahnya tidak ingin bertarung dengan anaknya maka dia memilih mensucikan diri atau bertapa, konon beliau menjelma macan putih. Pengambilan kisah penokohan dalam sebuah ceritra seperti ini sebenarnya pernah pula terjadi pada era sebelum raden walang sungsang yang tepatnya dilakukan oleh raja jaya-baya (raja islam pertama di tanah jawa) dari kerajaan panjalu atau kediri, di mana suaktu masih di pegang raja airlangga kerajaan tersebut bernama kerajaan KAHURIPAN dan karena kedua anaknya semua meminta tahta maka kahuripan di bagi dua yaitu panjalu dan jenggala. Sepanjang perkembangan dua kerajaan tersebut selalu bermusuhan dan pada masa kerajaan panjalu dirajai oleh jaya baya, panjalu mampu menaklukkan jenggala dan di satukan lagi antara jenggala dan panjalu.
Pada waktu panjalu menaklukkan jenggala rajanya jaya-baya meminta empu sedha dan empu panuluh untuk mengutip naskah dari india yang judulnya maha barata. namun di ferifikasi dengan gaya jawa. Sebagai perlambang atas kemenangan perang saudara panjalu atas jenggala. Yang akhirnya kitab tersebut di beri judul barata-yuda. Dan dalam kisah klasik jawa ini banyak kalangan masarakat yang mengira bahwa jaya baya adalah kelanjutan dari trah barata yaitu cicit dari parikesit putra abimanyu.
Juga kisah lainnya yang serupa pernah pula hadir kemasarakat yang tujuannya waktu itu sebagai media dakwah untuk melindungi rongrongan ajaran syariat terhadap kaum sufi.maka ketika bergerak menyebarkan islam WALI SONGO menurt banyak kalangan membuat cerita al-halaq fersi indonesia yaitu syeh siti jenar. Yang menurut Doktor Simon dari UGM Yogja berdasarkan temuannya karya-karya besar berupa naskah suluk dari sunan kali jaga dan lain sebagainya. Dapat di pastikan tokoh siti jenar adalah imajener hanya untuk media dakwah dan melindungi islam agar tetap pada ajaran ahlusunah wa jamaah.

Selasa, 17 Juli 2012

kehormatan bagi wanita

Kemuliaan Wanita Dari Kacamata Agama

Keterbukaan pemikiran dunia hari ini, sedikit sebanyak telah mempengaruhi budaya dan hubungan sosial manusia tidak kira dimana sahaja samada lelaki mahupun wanita.

Kepelbagaian teknologi serba canggih dewasa kini menjadi satu senario baru kepada wanita untuk bersaing dengan lelaki agar dilihat setaraf daripada pelbagai aspek merangkumi pendidikan, pangkat, idea dan seumpamanya.

Realiti masa kini memungkinkan peranan wanita sedikit berbeza berbanding satu masa dahulu, namun begitu kemuliaan wanita dalam Islam adalah diletakkan ditempat sangat istimewa.

Ini kerana pengorbanan wanita dalam memastikan tahap kualiti modal insan dapat dijana dengan pendidikan awal bermula daripada rumah. Kepayahan wanita untuk melahirkan dan membesarkan bakal pemimpin akan datang merupakan satu perkara yang tidak dapat disangkal.

Oleh yang demikian, kemuliaan wanita semakin lama semakin cuba dipudarkan dengan pelbagai alternatif songsang yang sama sekali menyimpang daripada landasan sebenar syariat Islam. Pemikiran wanita telah diracuni oleh budaya barat sehingga diekpresikan melalui penampilan dan gaya hidup seakan-akan hidup dalam ruang lingkup keseronokan semata-mata.

Kebebasan telah menjadi sandaran kepada mereka untuk menuruti segala keinginan yang akhirnya menatijahkan kekecewaan dan penyesalan yang tidak berpenghujung.

Bagaimanakah kita mampu untuk mengulangi sejarah kegemilangan serikandi Islam yang berjuang diatas kefahaman dan pengorbanan demi menegakkan Islam seantero dunia. Andai senario ini berterusan berlaku tanpa difikirkan penawarnya tidak mustahil satu masa nanti kemuliaan wanita terus pudar, akhirnya tiada nilai dimata manusia apatah lagi agama.

Kita perlu hayati bersama beberapa tokoh serikandi Islam agar membuka paradigma pedusi untuk memikirkan apakah peranan wanita yang sebenarnya. Dengan kemahiran dan kebolehan
yang dikurniakan Allah SWT kepada mereka lantas digunakan sebaiknya demi perjuangan Islam. Mereka adalah :

UMMU ATIYAH : Bertugas menguruskan jenazah wanita Islam di Madinah, merawat pejuang-pejuang Islam yang cedera di medan perang dan menyediakan makanan untuk mereka.

RUFAYDAH AL-ASLAMIYYAH : Doktor wanita Islam pertama, Nabi Muhammad SAW sediakan sebuah khemah khas di Masjid Nabawi untuk tujuan rawatan bagi pejuang-pejuang Islam yang cedera ketika Perang Khandaq.

AS-SHIFA' BINTI ABDULLAH : Bertugas sebagai guru yang mengajar muslimah membaca dan menulis ketika Nabi Muhammad SAW masih hidup.

AS-SHIFA' : Dilantik oleh Umar Al-Khattab sebagai auditor syariah di pasar ketika itu bagi memastikan segala urusan yang dijalankan menepati landasan syariah Islam.

Tokoh-tokoh ini mampu menempa nama mereka dalam lembaran sejarah Islam kerana memperanankan kemahiran yang ada bukan untuk kepentingan dunia dan keseronokan semata-mata tetapi demi meninggikan syiar Islam sekaligus meninggikan kemuliaan wanita yang sememangnya diiktiraf oleh Islam.

Martabat wanita yang diangkat oleh Islam satu masa dahulu perlu dipertahankan agar ia tidak pudar dek kerana pemikiran negatif, kini menjadi satu budaya yang bakal membunuh posisi wanita dalam masyarakat satu masa nanti.

Seperti ada kata-kata berbunyi "Tangan yang menghayun buaian mampu menggoncang dunia". Maka sewajarnya kita perlu memastikan, keizzahan wanita bukan dilihat pada kelembutannya tetapi ketegasan untuk mempertahankan integriti muslimah agar terus dihormati dunia.

Gagasan pembawaan HEWI PMRAM "Julang Keilmuan Jana Keizzahan" ini bertepatan dengan kehendak semasa untuk mengembalikan kemuliaan wanita berlandaskan syariat Islam.

Oleh yang demikian, wanita perlu bersedia menyiapkan diri dengan segala bentuk kemahiran untuk membantu perjuangan Islam. Mana mungkin sejarah tidak mampu berulang andai semaksima usaha yang diberikan, mampu untuk direalisasikan.

Minggu, 15 Juli 2012

puisi karya kahlil gibran

Senandung Cinta


Jiwa yang terkapar nada rindu mengusik kalbu Nyanyian yang tiada pernah tergores tinta
Nada kasih mengalir menembus sukma
Menyentuh batin mengalirkan sayang

Nyanyian yang tiada pernah tergores tinta
Sungguh...betapa segala resah mendesah
Bimbang mengguncang dalam ketidak-abadian
Untuk siapa nada ini kan menyapa

Di relung jiwa bersemayam segala rasa
Terhempas risau, melayang hilang
Menjelajah hati menjawab tanya
Hadir membayang dalam bayang-bayang
Getar ujung jemari kabarkan kehadirannya
Nyata terasa getaran dijiwa.
Bening air mata, berkaca-kaca
Bak air telaga yang memantulkan gemerlap bintang

Sendu merayu ditengah heningnya malam
Bercengkrama bersama titik-titik embun
Membongkar dinginnya kabut rahasia
Hingga kebenaran, datang  menjelang

Nada lahir dari ujung renungan
Mengalun bersama kesunyian
Menepis semua kebisingan
Mengalir diantara mimpi dan bayangan

Adalah cinta terbawa nyata diantara alunan nada
Rindu memecah sepi, lantang bergemuruh menderu hati
Menabur mimpi, dalam hasrat menggebu di ujung rindu
Dibalik nada-nada cinta, aku menemukanmu
                                                                                    


Keagungan Cinta


Ketika air mata menitik di pipimu
Saat kau masih peduli terhadapnya
Dan dia tak lagi mempedulikanmu
Meski engkau  masih setia menantinya

Manakala dia bisa mencintai selain dirimu
Namun kau tetap tersenyum bahagia
Dan terucap jujur dari mulut, lalu berkata
Aku turut bahagia dalam kebahagiaanmu

Jika cinta bertepuk sebelah tangan, lepaskan tanganmu
Terbang dan kepakkan  sayapmu selebar angkasa biru 
Arungi luas alam bebas, hingga kau dapati tempat berteduh
Tuk tentukan arah, temukan cinta yang pernah hilang


Nyanyian Sukma


Di dasar relung jiwaku Bergema nyanyian tanpa kata;
sebuah lagu yang bernafas di dalam benih hatiku,

Yang tiada dicairkan oleh tinta di atas lembar kulit ;
ia meneguk rasa kasihku dalam jubah yg nipis kainnya,
dan mengalirkan sayang, Namun bukan menyentuh bibirku.

Betapa dapat aku mendesahkannya?
Aku bimbang dia mungkin berbaur dengan kerajaan fana
Kepada siapa aku akan menyanyikannya?

Dia tersimpan dalam relung sukmaku
Kerna aku risau, dia akan terhempas
Di telinga pendengaran yang keras.
Pabila kutatap penglihatan batinku

Nampak di dalamnya bayangan dari bayangannya,
Dan pabila kusentuh hujung jemariku
Terasa getaran kehadirannya.
Perilaku tanganku saksi bisu kehadirannya,
Bagai danau tenang yang memantulkan cahaya bintang-bintang bergemerlapan.

Air mataku menandai sendu
Bagai titik-titik embun syahdu
Yang membongkarkan rahsia mawar layu.
Lagu itu digubah oleh renungan,
Dan dikumandangkan oleh kesunyian,
Dan disingkiri oleh kebisingan,Dan dilipat oleh kebenaran,
Dan diulang-ulang oleh mimpi dan bayangan,
Dan difahami oleh cinta,
Dan disembunyikan oleh kesedaran siang
Dan dinyanyikan oleh sukma malam.

Lagu itu lagu kasih-sayang,
Gerangan ‘Cain’ atau ‘Esau’ manakah Yang mampu membawakannya berkumandang?
Nyanyian itu lebih semerbak wangi daripada melati:
Suara manakah yang dapat menangkapnya?
Kidung itu tersembunyi bagai rahsia perawan suci,
Getar nada mana yang mampu menggoyahnya?
Siapa berani menyatukan debur ombak samudra dengan kicau bening burung malam?
Siapa yang berani membandingkan deru alam, Dengan desah bayi yang nyenyak di buaian?
Siapa berani memecah sunyi
Dan lantang menuturkan bisikan sanubari
Yang hanya terungkap oleh hati?
Insan mana yang berani melagukan kidung suci Tuhan?


 Aku Bicara Perihal Cinta


Apabila cinta memberi isyarat kepadamu, ikutilah dia,
Walau jalannya sukar dan curam.
Dan pabila sayapnva memelukmu menyerahlah kepadanya.
Walau pedang tersembunyi di antara ujung-ujung sayapnya bisa melukaimu.

Dan kalau dia bicara padamu percayalah padanya.
Walau suaranya bisa membuyarkan mimpi-mimpimu bagai angin utara mengobrak-abrik taman.
Karena sebagaimana cinta memahkotai engkau, demikian pula dia
kan menyalibmu.

Sebagaimana dia ada untuk pertumbuhanmu,
demikian pula dia ada untuk pemangkasanmu.
Sebagaimana dia mendaki kepuncakmu,
dan membelai mesra ranting-rantingmu nan paling lembut yang bergetar dalam cahaya matahari.

Demikian pula dia akan menghunjam ke akarmu,
dan mengguncang-guncangnya di dalam cengkeraman mereka kepada kami.
Laksana ikatan-ikatan dia menghimpun engkau pada dirinya sendiri.
Dia menebah engkau hingga engkau telanjang.
Dia mengetam engkau demi membebaskan engkau dari kulit arimu.
Dia menggosok-gosokkan engkau sampai putih bersih.
Dia merembas engkau hingga kau menjadi liar;
Dan kemudian dia mengangkat engkau ke api sucinya.
Sehingga engkau bisa menjadi roti suci untuk pesta kudus Tuhan.
Semua ini akan ditunaikan padamu oleh Sang Cinta,
supaya bisa kaupahami rahasia hatimu,
dan di dalam pemahaman dia menjadi sekeping hati Kehidupan.

Namun pabila dalam ketakutanmu,
kau hanya akan mencari kedamaian dan kenikmatan cinta.
Maka lebih baiklah bagimu,
kalau kaututupi ketelanjanganmu,
dan menyingkir dari lantai-penebah cinta.
Memasuki dunia tanpa musim tempat kaudapat tertawa,
tapi tak seluruh gelak tawamu,
dan menangis,
tapi tak sehabis semua airmatamu.

Cinta tak memberikan apa-apa kecuali dirinya sendiri,
dan tiada mengambil apa pun kecuali dari dirinya sendiri.
Cinta tiada memiliki,
pun tiada ingin dimiliki;
Karena cinta telah cukup bagi cinta.

Pabila kau mencintai kau takkan berkata,
TUHAN ada di dalam hatiku,
tapi sebaliknya, “Aku berada di dalam hati TUHAN”.
Dan jangan mengira kaudapat mengarahkan jalannya Cinta,
sebab cinta,
pabila dia menilaimu memang pantas,
mengarahkan jalanmu.

Cinta tak menginginkan yang lain kecuali memenuhi dirinya.
Namun pabila kau mencintai dan terpaksa memiliki berbagai keinginan,
biarlah ini menjadi aneka keinginanmu:
Meluluhkan diri dan mengalir bagaikan kali,
yang menyanyikan melodinya bagai sang malam.

Mengenali penderitaan dari kelembutan yang begitu jauh.
Merasa dilukai akibat pemahamanmu sendiri tenung cinta;
Dan meneteskan darah dengan ikhlas dan gembira.
Terjaga di kala fajar dengan hati seringan awan,
dan mensyukuri hari haru penuh cahaya kasih;
Istirah di kala siang dan merenungkan kegembiraan cinta yang meluap-luap;
Kembali ke rumah di kala senja dengan rasa syukur;
Dan lalu tertidur dengan doa bagi kekasih di dalam hatimu,
dan sebuah gita puji pada bibirmu.


Puisi Cinta Kahlil Gibran

Kamis, 12 Juli 2012

Khutbah Idul Fitri

Mewaspadai Ancaman Misi Kemunafikan Pasca Ramadhan


إِنّ الْحَمْدَ ِللهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن.
يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ حَقّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
يَاأَيّهَا النَاسُ اتّقُوْا رَبّكُمُ الّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَاءً وَاتّقُوا اللهَ الَذِي تَسَاءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَام َ إِنّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا
يَاأَيّهَا الّذِيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْلَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا، أَمّا بَعْدُ …
فَأِنّ أَصْدَقَ الْحَدِيْثِ كِتَابُ اللهِ، وَخَيْرَ الْهَدْىِ هَدْىُ مُحَمّدٍ صَلّى الله عَلَيْهِ وَسَلّمَ، وَشَرّ اْلأُمُوْرِ مُحْدَثَاتُهَا، وَكُلّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةً، وَكُلّ ضَلاَلَةِ فِي النّارِ.
Jamaah Idul Fitri rahimakumullah,
Alhamdulillah segala puji bagi Allah yang telah memberikan kenikmatan-kenimatan kepada hamba-hamba-Nya dan memberikan hari raya Idul Fitri untuk kaum muslimin setelah selesai melaksanakan kewajiban ibadah puasa Ramadhan  selama satu bulan penuh. Yaitu hari raya yang ditandai dengan membayar zakat fitri untuk memberi makan kaum miskin dan juga membersihkan orang yang puasa dari kata-kata kotor dan keji.
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ فَرَضَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- زَكَاةَ الْفِطْرِ طُهْرَةً لِلصَّائِمِ مِنَ اللَّغْوِ وَالرَّفَثِ وَطُعْمَةً لِلْمَسَاكِينِ مَنْ أَدَّاهَا قَبْلَ الصَّلاَةِ فَهِىَ زَكَاةٌ مَقْبُولَةٌ وَمَنْ أَدَّاهَا بَعْدَ الصَّلاَةِ فَهِىَ صَدَقَةٌ مِنَ الصَّدَقَاتِ.
Abdullah bin Abbas berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mewajibkan zakat fitri sebagai penyuci bagi orang yang berpuasa dari laghwu dan rafats dan sebagai pemberi makan bagi orang-orang miskin. Siapa yang nelaksanakannya sebelum shalat (Ied) maka itu adalah zakat yang diterima, dan siapa yang melaksanakannya sesudah shalat (ied) maka itu sedekah dari sedekah-sedekah.” (Diriwayatkan oleh Abu Dawud dan Ibnu Majah).
Artinya, tidak dihitung sebagai zakat fitri yang sah, tetapi hanya sedekah.
Demikianlah tuntunan dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, semoga shalawat dan salam tetap dicurahkan Allah atas beliau, keluarganya, sahabatnya, dan para pengikutnya yang setia sampai akhir zaman. Dengan tuntunan itu, maka insya Allah orang yang berpuasa Ramadhan dan mengeluarkan zakat itu mendapatkan pahala, sedang kaum fakir miskin pun tersantuni sehingga sebagaimana diharapkan, mereka ikut berbahagia di hari raya, dan di masyarakat tidak tersisa orang yang meminta-minta di hari raya.
Jamaah Idul Fitri rahimakumullah,
Selama bulan Ramadhan kita telah diwajibkan puasa, dan kita kenal sebagai bulan ibadah. Sehingga di masyarakat tampak relative islami, sedang sebagian kemaksiatan pun sementara “diistirahatkan” oleh yang sebenarnya berkuasa mencegah berlangsungnya di hari-hari lain. Dengan kenyataan itu maka bekas dari dibelenggunya syetan-syetan selama Ramadhan itu memang ada, karena memang tentang dibelenggunya syetan itu dijelaskan dalam hadits.
إِذَا دَخَلَ رَمَضَانُ فُتِّحَتْ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ ، وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ جَهَنَّمَ ، وَسُلْسِلَتْ الشَّيَاطِين (رواه البخاري، رقم 3277 ومسلم، رقم 1079، وعند النسائي، رقم 2106) وَتُغَلُّ فِيهِ مَرَدَةُ الشَّيَاطِينِ.
“Jika telah masuk bulan Ramadan, maka pintu-pintu surga dibuka, pintu jahanam ditutup, dan syetan-syetan diikat.” (HR. Bukhari, no. 2277, Muslim, no. 1079. Dalam riwayat Nasa’i, no. 2106, disebutkan, ‘Dan syetan pembangkang diikat.’)
Imam Ibnu Hajar dalam kitabnya yang terkenal, Fat-hul Bari syarah Shahih Al-Bukhari menjelaskan,
وَقَالَ الْقُرْطُبِيّ بَعْدَ أَنْ رَجَّحَ حَمْله عَلَى ظَاهِرِهِ : فَإِنْ قِيلَ كَيْفَ نَرَى الشُّرُورَ وَالْمَعَاصِيَ وَاقِعَةً فِي رَمَضَان كَثِيرًا فَلَوْ صُفِّدَتْ الشَّيَاطِينُ لَمْ يَقَعْ ذَلِكَ ؟ فَالْجَوَابُ أَنَّهَا إِنَّمَا تَقِلُّ عَنْ الصَّائِمِينَ الصَّوْم الَّذِي حُوفِظَ عَلَى شُرُوطِهِ وَرُوعِيَتْ آدَابُهُ ، أَوْ الْمُصَفَّد بَعْض الشَّيَاطِينِ وَهُمْ الْمَرَدَةُ لَا كُلُّهُمْ كَمَا تَقَدَّمَ فِي بَعْضِ الرِّوَايَاتِ ، أَوْ الْمَقْصُودِ تَقْلِيل الشُّرُورِ فِيهِ وَهَذَا أَمْر مَحْسُوس فَإِنَّ وُقُوع ذَلِكَ فِيهِ أَقَلّ مِنْ غَيْرِهِ ، إِذْ لَا يَلْزَمُ مِنْ تَصْفِيد جَمِيعهمْ أَنْ لَا يَقَعُ شَرّ وَلَا مَعْصِيَة لِأَنَّ لِذَلِكَ أَسْبَابًا غَيْر الشَّيَاطِينِ كَالنُّفُوسِ الْخَبِيثَةِ وَالْعَادَات الْقَبِيحَة وَالشَّيَاطِينِ الْإِنْسِيَّة .فتح الباري لابن حجر – (ج 6 / ص 136)
Al-Qurthubi berkata, setelah menguatkan pembawaannya (terhadap hadits itu) pada makna zahirnya (yang nyata, sebenarnya, tidak dita’wil; atau tidak dialihkan maknanya): “Jika dikatakan, bagaimana kita masih dapat menyaksikan banyaknya keburukan dan kemaksiatan di bulan Ramadhan, seandainya syetan diikat, seharusnya hal itu tidak terjadi?” Maka jawabannya adalah, “Bahwa kemampuan syetan menggoda menjadi berkurang dalam menggoda orang-orang yang berpuasa apabila dia memperhatikan syarat-syarat dan adab-adabnya. Atau pemahaman lain bahwa yang diikat hanyalah syetan pembangkang, bukan semuanya sebagaimana disebutkan dalam sebagian riwayat. Atau yang dimaksud adalah berkurangnya keburukan di bulan tersebut, dan ini adalah perkara yang dapat dirasakan, karena terjadinya keburukan menjadi berkurang di bulan ini. Disamping itu, kalaupun semua syetan diikat, hal itu bukan berarti tidak akan terjadi keburukan dan kemaksiatan, karena semua itu dapat terjadi karena sebab selain syetan, seperti hawa nafsu yang buruk, serta kebiasaan jahat atau karena syetan (dari jenis) manusia.” (Fat-hul Bari oleh Ibnu Hajar, juz 6 halaman 136).
Syekh Abdul Aziz Alu Syaikh sebagaimana dalam muqaddimah Majalah Al-Buhuts Al-Islamiyah nomor 61 khusus Ramadhan menguatkan pendapat yang menurutnya lebih dekat pada kebenaran insya Allah: bahwa diikatnya syetan-syetan itu adalah sebenarnya, dan tidak mesti dari diikatnya seluruh syetan-syetan akan tidak terjadi kejahatan dan maksiat; karena terjadinya kejahatan dan maksiat itu ada pula sebab-sebab dari selain syetan, seperti hawa nafsu yang jahat dan kebiasaan-kebiasaan yang buruk, dan syetan-syetan (dari jenis) manusia; maka maksud dari itu adalah bagaimanapun sesungguhnya bulan (Ramadhan) ini adalah kesempatan bagi orang yang diberi pertolongan oleh Allah dan dibuka hatinya untuk menerima ketaatan kepada-Nya, dan menjauhi dari maksiat-maksiat karena banyaknya sebab-sebab dan factor-faktor yang mendorongnya (untuk taat kepada Allah dan menjauhi maksiat).
Jamaah Idul Fitri rahimakumullah,
Aneka keberkahan dan bahkan syetan pun dibelenggu itu perlu kita syukuri. Dan hal mensyukuri itu memang dierintahkan oleh Allah ta’ala:
وَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللَّهَ عَلَى مَا هَدَاكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ  [البقرة/185]
Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya (shiyam sebulan Ramadhan) dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur.(QS Al-Baqarah: 185).
Imam Al-Baghawi dalam tafsirnya menjelaskan (dan hendaklah kamu mengagungkan Allah), berkata Ibnu Abbas: yaitu takbir-takbir malam Idul Fitri. Diriwayatkan dari Syafi’I dan dari Ibnu al-Musayyib dan ‘Urwah dan Abi Salmah bahwa mereka dulu bertakbir pada malam Idul Fitri mereka mengeraskan dengan takbir, dan pada malam nahar (Idul adh-ha) seperti itu pula (dengan takbir) kecuali orang yang dalam keadaan berhaji maka dzikirnya adalah talbiyah (labbaikallahumma labbaik). (Tafsir al-Baghawi juz 1 halaman 201).
Jamaah Idul Fitri rahimakumullah,
Setelah kita bertakbir dan bersyukur, mari kita evaluasi diri kita dengan keadaan yang ada. Apakah setelah syetan-syetan dilepas lagi dari ikatannya, lalu aneka kemaksiatan dan bahkan perusakan terhadap Islam akan berlangsung kembali? Ini perlu kita sadari, agar diri kita tidak terjebak dan terperosok kepada hal-hal yang buruk setelah selama Ramadhan kita bersusah payah mengendalikan diri semampu kita. Perlu kita sadari, di balik ini ada aneka upaya dan lakon yang merugikan Ummat Islam, bahkan berupa pembodohan dan penyesatan, namun kadang justru seolah dikesankan sebagai  penyemarakan Islam atau untuk mendukung Islam atau seolah dekat dengan Islam.
Ada juga yang jelas-jelas sangat bertentangan dengan Islam, bahkan berupa kemusyrikan, namun karena dibungkus dengan apa yang disebut adat atau semacamnya, hingga dilaksanakan ramai-ramai dan pakai dana yang diserap dari Ummat Islam. Seperti acara-acara ritual kemusyrikan berupa larung sesaji dan sebagainya di mana-mana justru digalakkan atas nama menghidupkan peninggalan nenek moyang atau melestarikan budaya daerah dan sebagainya, maka dengan dalih itupun kemusyrikan yang sangat merusak Islam itu diselenggarakan tiap saat dan dibiayai dengan duit yang diserap dari Ummat. Astaghfirullahal ‘adhiem…!
Yang seperti itu sebenarnya adalah penjerumusan, penyesatan yang sangat dahsyat. Ancamannya pun neraka.
Jamaah Idul Fitri rahimakumullah,
Kondisi awam agama (bodoh) yang merata, baik masyarakat biasa maupun intelek, bahkan tokoh agama (karena tokoh agama belum tentu faham agama secara baik dan benar) itu semua menjadi kancah yang empuk untuk menjadikan agama (Islam) sebagai bahan mainan, atau kancah untuk mencari dunia dengan cara “menjualnya”. Sehingga ketokohan dalam agama Islam menjadi dagangan mahal –secara perhitungan orang yang menjualnya (padahal itu sangat rendah bahkan hina)— ketika dijual kepada jalur yang seharusnya tunduk kepada Islam namun menentangnya atau mengetiakinya (manaruhnya di ketiak). Sehingga ketundukan orang yang sudah menjual agamanya itu tidak lagi kepada aturan agamnya namun kepada pembelinya. Entah yang dianggap sebagai pembeli itu jalur kekuasaan, bisnis, organisasi atau partai, agama lain, kemaksiatan yang dianggap menjanjikan uangnya, atau kenikmatan-kenikmatan dunia lainnya.
Akibatnya, jabatan ataupun ketokohan, ataupun ilmu, ataupun wadah berkiprah yang dipakai untuk meraih kenikmatan-kenikmatan dunia dijadikan kendaraan untuk menekuk dan menelikung Islam dan Ummat Islam dengan aneka cara dan polesan. Dan itulah yang di dalam Al-Quran disindir dengan ungkapan menjadikan agama mereka sebagai main-main dan senda gurau, dan mereka telah ditipu oleh kehidupan dunia.
وَذَرِ الَّذِينَ اتَّخَذُوا دِينَهُمْ لَعِبًا وَلَهْوًا وَغَرَّتْهُمُ الْحَيَاةُ الدُّنْيَا وَذَكِّرْ بِهِ أَنْ تُبْسَلَ نَفْسٌ بِمَا كَسَبَتْ لَيْسَ لَهَا مِنْ دُونِ اللَّهِ وَلِيٌّ وَلَا شَفِيعٌ وَإِنْ تَعْدِلْ كُلَّ عَدْلٍ لَا يُؤْخَذْ مِنْهَا أُولَئِكَ الَّذِينَ أُبْسِلُوا بِمَا كَسَبُوا لَهُمْ شَرَابٌ مِنْ حَمِيمٍ وَعَذَابٌ أَلِيمٌ بِمَا كَانُوا يَكْفُرُونَ [الأنعام : 70]
"Dan tinggalkan lah orang-orang yang menjadikan agama mereka sebagai main-main dan senda gurau, dan mereka telah ditipu oleh kehidupan dunia. Peringatkanlah (mereka) dengan Al-Quran itu agar masing-masing diri tidak dijerumuskan ke dalam neraka, karena perbuatannya sendiri. Tidak akan ada baginya pelindung dan tidak pula pemberi syafa’at selain daripada Allah. Dan jika ia menebus dengan segala macam tebusanpun, niscaya tidak akan diterima itu daripadanya. Mereka itulah orang-orang yang dijerumuskan ke dalam neraka. Bagi mereka (disediakan) minuman dari air yang sedang mendidih dan azab yang pedih disebabkan kekafiran mereka dahulu" (QS Al-An’am: 70)
Jamaah Idul Fitri rahimakumullah,
Di kala orang-orang seperti itu berkeliaran di bumi ini dan bahkan memegang tampuk-tampuk kendali kehidupan di dunia ini, maka awan kabut yang menghalangi kebaikan (yang kebaikan itu seharusnya diperintahkan dan dilaksanakan) pun halangannya makin menebal. Sebaliknya bahan bakar ataupun aneka sarana dan celah yang akan membuat manusia ini terlena mengikuti hawa nafsunya pun dibuka lebar-lebar, dibiayai, diprogramkan, dan dijadikan lahan bisnis. Tidak lagi memperhitungkan batal haram, maksiat dan tingkah bejat. Benar-benar mereka telah ditipu oleh kesenangan dunia.
Di sinilah inti pembodohan dan penyesatannya, menurut buku Lingkar Pembodohan dan Penyesatan Ummat Islam tulisan Hartono Ahmad Jaiz. Karena seharusnya manusia ini diarahkan kepada kebaikan yakni segala yang diperintahkan oleh Allah Ta’ala agar dilaksanakan sekemampuannya dengan istiqamah, sedang yang dilarang oleh Allah Ta’ala wajib dihindari; namun justru sebaliknya. Jalan yang menuju kepada kebaikan itu ditelantarkan, atau bahkan dihalangi agar belok jalan, dengan cara dimeriahkan lah aneka upacara dan ritual ataupun keramaian yang sama sekali tidak sejalan dengan kebaikan (Islam). Dalam kondisi yang seperti ini pada dasarnya apa yang digalakkan itu adalah misi kemunafikan, yang telah ditegaskan dalam Al-Qur’an kerjanya adalah memerintahkan keburukan dan mencegah kebaikan.
الْمُنَافِقُونَ وَالْمُنَافِقَاتُ بَعْضُهُمْ مِنْ بَعْضٍ يَأْمُرُونَ بِالْمُنْكَرِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمَعْرُوفِ وَيَقْبِضُونَ أَيْدِيَهُمْ نَسُوا اللَّهَ فَنَسِيَهُمْ إِنَّ الْمُنَافِقِينَ هُمُ الْفَاسِقُونَ (67) وَعَدَ اللَّهُ الْمُنَافِقِينَ وَالْمُنَافِقَاتِ وَالْكُفَّارَ نَارَ جَهَنَّمَ خَالِدِينَ فِيهَا هِيَ حَسْبُهُمْ وَلَعَنَهُمُ اللَّهُ وَلَهُمْ عَذَابٌ مُقِيمٌ  [التوبة/67، 68]
"Orang-orang munafik laki-laki dan perempuan. sebagian dengan sebagian yang lain adalah sama, mereka menyuruh membuat yang munkar dan melarang berbuat yang ma’ruf dan mereka menggenggamkan tangannya (berlaku kikir ). Mereka telah lupa kepada Allah, maka Allah melupakan mereka. Sesungguhnya orang-orang munafik itu adalah orang-orang yang fasik. Allah mengancam orang-orang munafik laki-laki dan perempuan dan orang-orang kafir dengan neraka Jahannam, mereka kekal di dalamnya. Cukuplah neraka itu bagi mereka, dan Allah mela’nati mereka, dan bagi mereka azab yang kekal" (QS At-taubah: 67, 68).
Jamaah Idul Fitri rahimakumullah,
Ada dua faktor yang mengakibatkan sebagian orang tergiur oleh ajakan-ajakan mereka hingga terlena.
1. Dunia ini dikuasai oleh orang kafir, sehingga sarana-sarana dan bahkan aneka aturan di dunia inipun merupakan perangkat untuk mensukseskan aneka program kekafiran. Di situlah ada celah-celah yang menjanjikan, berupa “keuntungan” dan “kesenangan” dunia, yang hakekatnya adalah tipuan dunia.
2. Dunia ini inti yang diperebutkan manusia untuk diraih adalah harta dunia. Ketika lingkaran dunia ini dalam genggaman pihak nomor satu tersebut, maka siapa yang ingin ikut berebut dunia dengan lancar dan sukses maka harus mengikuti permainan yang diselenggarakannya. Akibatnya, tidak sedikit orang yang menempuh jalur untuk menyenangkan pihak penyelenggara, agar mendapatkan aneka kemudahan dan sebagainya. Disitulah benarnya sabda Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam:
« إِنَّ لِكُلِّ أُمَّةٍ فِتْنَةً وَإِنَّ فِتْنَةَ أُمَّتِى الْمَالُ ». (أحمد ، والترمذى – حسن صحيح غريب – وابن سعد ، والحاكم ، والطبرانى عن كعب بن عياض)
"Sesungguhnya bagi setiap ummat itu ada ujiannya, dan sesungguhnya fitnah (ujian) ummatku adalah harta" (HR Ahmad, At-Tirmidzi –hasan shahih gharib—Ibnu Sa’ad, Al-Hakim, dan At-Thabrani dari Ka’ab bin ‘Iyadh).
Jamaah Idul Fitri rahimakumullah,
Harta telah menjadi ujian. Ketika lingkaran harta itu di dunia ini tidak dikuasai orang kafir saja godaan dunia itu telah mampu melalaikan sebagian orang, baik dalam mencarinya maupun menggunakannya. Apalagi ketika harta dunia ini di dalam genggaman penguasa dunia yang kenyataannya berpihak pada kekafiran. Maka ujian tambah berat, karena dalam hal mencari dan menggunakannya –agar lancar— ditempuhlah dengan mencari ridho’ kepada pihak kekafiran. Akibatnya, aneka keburukan yang seharusnya diberantas, namun karena justru itu yang diridhoi oleh pihak kekafiran maka keburukan semacam kemaksiatan dan sebagainya itu malahan jadi bahan bisnis. Entah berapa saja bisnis yang berkisar dalam kubangan hitam kemaksiatan.
Di saat seperti itu, maka semoga peringatan dari Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam ini akan menjadi pelajaran sangat berharga bagi orang yang di dalam hatinya masih ada secercah nur yang belum padam.
عَنْ عُتْبَةَ بْنِ أَبِي حَكِيمٍ قَالَ حَدَّثَنِي عَمْرُو بْنُ جَارِيَةَ اللَّخْمِيُّ حَدَّثَنِي أَبُو أُمَيَّةَ الشَّعْبَانِيُّ قَالَ  سَأَلْتُ أَبَا ثَعْلَبَةَ الْخُشَنِيَّ فَقُلْتُ يَا أَبَا ثَعْلَبَةَ كَيْفَ تَقُولُ فِي هَذِهِ الْآيَةِ
{ عَلَيْكُمْ أَنْفُسَكُمْ }
قَالَ أَمَا وَاللَّهِ لَقَدْ سَأَلْتَ عَنْهَا خَبِيرًا سَأَلْتُ عَنْهَا رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ بَلْ ائْتَمِرُوا بِالْمَعْرُوفِ وَتَنَاهَوْا عَنْ الْمُنْكَرِ حَتَّى إِذَا رَأَيْتَ شُحًّا مُطَاعًا وَهَوًى مُتَّبَعًا وَدُنْيَا مُؤْثَرَةً وَإِعْجَابَ كُلِّ ذِي رَأْيٍ بِرَأْيِهِ فَعَلَيْكَ يَعْنِي بِنَفْسِكَ وَدَعْ عَنْكَ الْعَوَامَّ فَإِنَّ مِنْ وَرَائِكُمْ أَيَّامَ الصَّبْرِ الصَّبْرُ فِيهِ مِثْلُ قَبْضٍ عَلَى الْجَمْرِ لِلْعَامِلِ فِيهِمْ مِثْلُ أَجْرِ خَمْسِينَ رَجُلًا يَعْمَلُونَ مِثْلَ عَمَلِهِ
وَزَادَنِي غَيْرُهُ قَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَجْرُ خَمْسِينَ مِنْهُمْ قَالَ أَجْرُ خَمْسِينَ مِنْكُمْ
Dari Utbah bin Abu Hakim ia berkata; telah menceritakan kepadaku Amru bin Jariyah Al Lakhmi berkata, telah menceritakan kepadaku Abu Umayyah Asy Sya’bani ia berkata, “Aku pernah bertanya kepada Abu Tsa’labah Al Khusyani, aku katakan kepadanya, “Wahai Abu Tsa’labah, apa pendapatmu tentang ayat ini: ‘(.. jagalah dirimu..) -Al Maidah: 105-?” Ia menjawab, “Demi Allah, engkau telah menanyakan hal itu kepada orang yang tepat. Aku pernah menanyakan hal itu kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau lalu menjawab: “Bahkan perintahkanlah kepada perkara yang ma’ruf dan cegahlah dari perkara yang munkar, sehingga ketika engkau melihat sifat kikir ditaati, hawa nafsu diikuti, dunia lebih diutamakan (dari urusan agama), dan setiap orang bangga dengan pendapatnya sendiri, maka hendaklah engkau jaga dirimu sendiri, dan jauhilah orang-orang awam (bodoh). Sebab di belakang kalian ada hari-hari (yang kalian wajib) bersabar, sabar pada saat itu seperti seseorang yang memegang bara api, dan orang yang beramal pada saat itu pahalanya sebanding dengan lima puluh kali amalan orang yang beramal seperti amalnya, ia menambahkan untukku, “seperti amalan selainnya.” Abu Tsa’labah bertanya, “Wahai Rasulullah, seperti pahala lima puluh orang dari mereka!” beliau menjawab: “(Bahkan) seperti pahala lima puluh orang dari kalian.” (HR Abu Daud – 3778, At-Tirmidzi, ia berkata hasan gharib, dan Ibnu Majah)
Jamaah Idul Fitri rahimakumullah,
Dengan adanya kondisi yang sebenarnya membahayakan bagi Ummat Islam itu, maka sampai ada buku yang ditulis dengan judul Pembodohan dan penyesatan Ummat Islam. Gunanya, untuk memberi peringatan agar Ummat Islam ini menyadari adanya keadaan seperti disebutkan dalam hadits itu, dengan memberikan gambaran kenyataan yang ada di sana-sini.
Jamaah Idul Fitri rahimakumullah,
Mengapa di saat kita harus bersyukur kepada Allah Ta’ala di hari raya ini justru di sini dikemukakan sesuatu yang menyentak? Ini tidak lain karena memang sebenarnya kaum Muslimin pada umumnya ini perlu ditolong dari kedhaliman. Sedang kedhaliman itu pun dilakukan oleh sebagian orang Islam itu sendiri bahkan kadang atas nama Islam. Pelaku-pelau itu juga perlu ditolong yakni dicegah agar tidak berbuat dhalim lagi, tidak membodohi dan menyesatkan Ummat Islam lagi. Upaya memperingatkan ini di antaranya untuk mengikuti anjuran Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam:
  عَنْ أَنَسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ انْصُرْ أَخَاكَ ظَالِمًا أَوْ مَظْلُومًا قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ هَذَا نَنْصُرُهُ مَظْلُومًا فَكَيْفَ نَنْصُرُهُ ظَالِمًا قَالَ تَأْخُذُ فَوْقَ يَدَيْهِ أخرجه البخاري، والترمذي.
Dari Anas radliallahu ‘anhu berkata; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: ‘Tolonglah saudaramu yang berbuat zhalim (aniaya) dan yang dizhalimi”. Mereka bertanya: “Wahai Rasulullah, jelas kami faham menolong orang yang dizhalimi tapi bagaimana kami harus menolong orang yang berbuat zhalim?” Beliau bersabda: “Pegang tangannya (agar tidak berbuat zhalim) “. (HR Al-Bukhari dan At-Tirmidzi)
Pembodohan dan penyesatan adalah kezaliman. Sedang Ummat yang jadi sasaran pembodohan dan penyesatan adalah yang didhalimi. Khutbah ini dimaksudkan,  dengan penuh harap, siapa-siapa yang berbuat dhalim itu agar berhenti dan tidak lagi melakukannya. Sedang Ummat yang didhalimi yakni dibodohkan dan disesatkan hendaknya menyadari bahwa mereka dalam keadaan seperti itu, hingga menyelamatkan diri sebaik-baiknya.
Semoga Allah mengabulkan harapan hamba-Nya yang lemah ini, dan memberikan keberkahan di dunia dan akherat bagi kita semua yang mengikuti ajaran Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan taat dan konsekuen. Amien ya Rabbal ‘alamien. Sehingga hari raya Idul Fitri ini benar-benar menjadi keberkahan yang dilanjutkan dengan terhindarnya ummat Islam ini dari aneka kedhaliman dan penjerumusan yang membahayakan.
Hanya kepada Allah lah kami menyembah, dan hanya kepada-Nya kami minta pertolongan.
اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ (6) صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّينَ (7) آمين 
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدّعَوَاتِ.
رَبّنَا لاَتُؤَاخِذْ نَا إِنْ نَسِيْنَا أَوْ أَخْطَأْنَا رَبّنَا وَلاَ تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلََى اّلذِيْنَ مِنْ قَبْلِنَا رَبّنَا وَلاَ تًحَمّلْنَا مَالاَ طَاقَةَ لَنَا بِهِ وَاعْفُ عَنّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا أَنْتَ مَوْلاَنَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِيْنَ.
{ سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُونَ } { وَسَلَامٌ عَلَى الْمُرْسَلِينَ } { وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ

Selasa, 10 Juli 2012

KODE POS KABUPATEN MANDAILING NATAL


Kode Pos desa/kelurahan di Kabupaten Mandailing Natal


1. Kecamatan Batahan

1          22988  Banjar Aur
2          22988  Batahan I
3          22988  Batahan II
4          22988  Batahan III
5          22988  Batahan IV
6          22988  Batu Sondat
7          22988  Bintungan Bejangkar
8          22988  Kampung Kapas I
9          22988  Kampung Kapas II
10        22988  Kuala Batahan
11        22988  Kubangan Pandan Sari
12        22988  Kubangan Tompek
13        22988  Muara Pertemuan (Muar)
14        22988  Pasar Baru Batahan
15        22988  Pasar Batahan
16        22988  Pulau Tamang
17        22988  Sari Kenanga Batahan
18        22988  Wono Sari

2. Kecamatan Sinunukan

1          22988  Banjar Aur Utara
2          22988  Bintungan Bejangkar Baru
3          22988  Kampung Kapas II
4          22988  Pasir Putih
5          22988  Sido Makmur
6          22988  Sinunukan I
7          22988  Sinunukan II
8          22988  Sinunukan III
9          22988  Sinunukan IV
10        22988  Sinunukan VI
11        22988  Suka Damai
12        22988  Suka Damai
13        22988  Widodaren

3. Kecamatan Batang Natal

1          22983  Aek Baru Jae
2          22983  Aek Baru Julu
3          22983  Aek Guo
4          22983  Aek Holbung
5          22983  Aek Manggis
6          22983  Aek Nabara
7          22983  Aek Nangali
8          22983  Ampung Julu
9          22983  Ampung Padang
10        22983  Ampung Siala
11        22983  Bangkelang
12        22983  Banjar Malayu
13        22983  Batu Madinding
14        22983  Bulu Soma
15        22983  Guo Batu
16        22983  Hadangkahan
17        22983  Hatupangan
18        22983  Huta Lobu
19        22983  Jambur Baru
20        22983  Lubuk Bandar Panjang
21        22983  Lubuk Samboa
22        22983  Muara Parlampungan (Lampungan)
23        22983  Muara Soma
24        22983  Rantobi
25        22983  Rao Rao
26        22983  Simanguntong
27        22983  Sipogu
28        22983  Sopotinjak
29        22983  Tarlola
30        22983  Tombang Taluang (Kaluang)

4. Kecamatan Lingga Bayu

1          22983  Aek Garingging
2          22983  Aek Manyuruk
3          22983  Bandar Limabung
4          22983  Banjar Naga
5          22983  Batu Gajah
6          22983  Bonca Baiyon/Bayuon
7          22983  Kampung Baru
8          22983  Lancat
9          22983  Lobung
10        22983  Pangkalan
11        22983  Perkebunan Simpang Gambir
12        22983  Sikumbu
13        22983  Simpang Bajole
14        22983  Simpang Duku
15        22983  Simpang Durian
16        22983  Simpang Gambir
17        22983  Simpang Koje
18        22983  Tapus
19        22983  Ulu Torusan

5. Kecamatan Ranto Baek

1          22983  Bangun Saroha
2          22983  Banjar Maga
3          22983  Dua Sepakat (Torusan Dua Sepakat)
4          22983  Gonting
5          22983  Huta Baringin
6          22983  Huta Nauli
7          22983  Huta Raja
8          22983  Manisak
9          22983  Muara Bangko (Torusan)
10        22983  Padang Silojongan
11        22983  Ranto Nalinjang
12        22983  Ranto Panjang
13        22983  Sampuran
14        22983  Simaninggir
15        22983  Simpang Talap
16        22983  Tandikek

6. Kecamatan Kotanopan

1          22994  Batahan
2          22994  Botung
3          22994  Gading Bain
4          22994  Gunung Tua Ms
5          22994  Gunung Tua Sm
6          22994  Husor Tolang (Unsor Tolan)
7          22994  Huta Baringin Tb
8          22994  Huta Dangka
9          22994  Huta Padang Sm
10        22994  Huta Puli
11        22994  Huta Pungkut Jae
12        22994  Huta Pungkut Julu
13        22994  Huta Pungkut Tonga
14        22994  Huta Rimbaru Sm
15        22994  Manambin
16        22994  Muara Botung
17        22994  Muara Potan
18        22994  Muara Pungkut
19        22994  Muara Siambak
20        22994  Padang Bulan
21        22994  Pagar Gunung
22        22994  Pasar Kotanopan
23        22994  Patialo
24        22994  Saba Dolok
25        22994  Sayur Maincat
26        22994  Sibio-Bio
27        22994  Simandolan
28        22994  Simpang Tolang Jae
29        22994  Simpang Tolang Julu
30        22994  Singengu Jae
31        22994  Singengu Julu
32        22994  Tambang Bustak
33        22994  Tamiang
34        22994  Tobang
35        22994  Ujung Marisi

7. Kecamatan Ulu Pungkut

1          22998  Alahan Kae
2          22998  Habincaran
3          22998  Huta Godang
4          22998  Huta Padang Up
5          22998  Huta Rimbaru Up (Hutaimbaru)
6          22998  Muara Saladi
7          22998  Patahajang
8          22998  Simpang Banyak Jae
9          22998  Simpang Banyak Julu
10        22998  Simpang Duhu Lombang
11        22998  Simpang Duku Dolok
12        22998  Simpang Pining
13        22998  Tolang

8. Kecamatan Tambangan

1          22994  Angin Barat
2          22994  Huta Baringin Julu
3          22994  Huta Lombang
4          22994  Huta Tinggi
5          22994  Huta Tonga Ab
6          22994  Laru
7          22994  Laru Baringin
8          22994  Laru Bolak
9          22994  Laru Dolok
10        22994  Laru Lombang
11        22994  Lumban Pasir
12        22994  Muara Mais
13        22994  Muara Mais Jambur
14        22994  Padang Sanggar
15        22994  Panjaringan
16        22994  Pasar Laru
17        22994  Pastap (Pastaf)
18        22994  Pastap Julu (Pastafjulu)
19        22994  Puba Julu
20        22994  Rao Rao Lombang
21        22994  Rao-Rao Dolok
22        22994  Simangambat TB
23        22994  Tambangan Jae
24        22994  Tambangan Pasoman
25        22994  Tambangan Tonga

9. Kecamatan Lembah Sorik Marapi

1          22994  Aek Marian Mg
2          22994  Bangun Purba
3          22994  Maga Dolok
4          22994  Maga Lombang
5          22994  Pangkat
6          22994  Pasar Maga
7          22994  Purba Baru
8          22994  Purba Lamo
9          22994  Sian Tona

10. Kecamatan Puncak Sorik Marapi

1          22994  Handel
2          22994  Huta Baringin
3          22994  Huta Baringin Julu
4          22994  Huta Baru
5          22994  Huta Lombang
6          22994  Huta Namale
7          22994  Huta Tinggi
8          22994  Purba Julu
9          22994  Sibanggor Jae
10        22994  Sibanggor Julu
11        22994  Sibanggor Tonga

11. Kecamatan Muara Sipongi

1          22998  Bandar Panjang
2          22998  Bandar Panjang Tuo
3          22998  Kampung Pinang
4          22998  Koto Baringin
5          22998  Koto Boru
6          22998  Limau Manis
7          22998  Muara Kumpulan
8          22998  Pasar Muara Sipongi
9          22998  Ranjo Batu
10        22998  Sibinail
11        22998  Simpang Mandepo
12        22998  Tamiang Mudo
13        22998  Tanjung Alai
14        22998  Tanjung Medan

12. Kecamatan Pakantan

1          22998  Huta Gambir
2          22998  Huta Julu
3          22998  Huta Lancat
4          22998  Huta Padang
5          22998  Huta Toras
6          22998  Pakantan Dolok
7          22998  Pakantan Lombang
8          22998  Silogun

13. Kecamatan Panyabungan

1          22912  Adian Jior
2          22912  Aek Banir
3          22912  Aek Mata
4          22915  Dalan Lidang
5          22912  Darussalam
6          22912  Gunung Barani
7          22912  Gunung Manaon
8          22918  Gunung Tua Jae
9          22918  Gunung Tua Julu
10        22918  Gunung Tua Tonga
11        22912  Huta Lombang Lubis
12        22914  Huta Siantar
13        22918  Ipar Bondar
14        22912  Kampung Padang
15        22919  Kayu Jati
16        22919  Kota Siantar
17        22912  Lumban Pasir
18        22912  Manyabar
19        22912  Pagaran Tonga
20        22912  Panyabungan I
21        22913  Panyabungan II
22        22911  Panyabungan III
23        22917  Panyabungan Jae
24        22916  Panyabungan Julu
25        22916  Panyabungan Tonga
26        22912  Parbangunan
27        22916  Pasar Hilir
28        22915  Pidoli Dolok
29        22915  Pidoli Dolok 2
30        22915  Pidoli Lombang
31        22912  Saba Jambu
32        22912  Salambue
33        22912  Sarak Matua
34        22912  Sigalapang Julu
35        22912  Siobon
36        22912  Siobon Jae (Siobin Jae)
37        22912  Sipapaga
38        22912  Sipolu Polu
39        22912  Sopo Batu

14. Kecamatan Panyabungan Selatan

1          22952  Aek Ngali
2          22952  Hayu Raja
3          22952  Huta Julu
4          22952  Huta Raja Huta Julu
5          22952  Hutaimbaru (Hutarimbaru)
6          22952  Kayu Laut
7          22952  Lumban Dolok
8          22952  Pagaran Gala Gala
9          22952  Roburan Dolok
10        22952  Roburan Lombang
11        22952  Tano Bato

15. Kecamatan Panyabungan Barat

1          22911  Barbaran (Julu)
2          22911  Barbaran Jae
3          22911  Batang Gadis
4          22911  Batang Gadis Jae
5          22911  Huta Tonga Barbaran
6          22911  Hutabaringin
7          22911  Longat
8          22911  Runding
9          22911  Sabajior
10        22911  Sirambas

16. Kecamatan Panyabungan Utara

1          22978  Beringin/Baringin Jaya
2          22978  Huta Dame
3          22978  Jambur Padang Matinggi
4          22978  Kampung Baru
5          22978  Mompang Jae
6          22978  Mompang Julu
7          22978  Rumbio
8          22978  Simanondong
9          22978  Sopo Sorik
10        22978  Sukaramai
11        22978  Tanjung Mompang
12        22978  Tor Banua Raja

17. Kecamatan Panyabungan Timur

1          22912  Aek Nabara
2          22912  Banjar Lancat
3          22912  Gunung Baringin
4          22912  Huta Bangun
5          22912  Huta Rimbaru Gb
6          22912  Huta Tinggi
7          22912  Pagur
8          22912  Pardomuan
9          22912  Parmompang
10        22912  Ranto Natas
11        22912  Sirangkap
12        22912  Tanjung
13        22912  Tanjung Julu
14        22912  Tebing Tinggi

18. Kecamatan Huta Bargot

1          22978  Bangun Sejati
2          22978  Binanga
3          22978  Huta Bargot Dolok
4          22978  Huta Bargot Lombang
5          22978  Huta Bargot Nauli
6          22978  Huta Bargot Setia
7          22978  Hutanaingkan
8          22978  Hutarimbaru
9          22978  Kumpulan Setia
10        22978  Mondan
11        22978  Pasar Huta Bargot
12        22978  Sayur Maincat
13        22978  Simalagi

19. Kecamatan Natal

1          22987  Balimbing
2          22987  Bintuas
3          22987  Bonda Kase
4          22987  Buburan
5          22987  Kampung Sawah
6          22987  Panggautan
7          22987  Pardamean Baru
8          22987  Pasar I Natal
9          22987  Pasar II Natal
10        22987  Pasar III Natal
11        22987  Pasar V Natal
12        22987  Pasar VI Natal
13        22987  Patiluban Hilir
14        22987  Patiluban Mudik
15        22987  Perkebunan Patiluban
16        22987  Rukun Jaya
17        22987  Sasaran
18        22987  Setia Karya
19        22987  Sikara Kara
20        22987  Sikara Kara I
21        22987  Sikara Kara II
22        22987  Sikara Kara III
23        22987  Sikara Kara IV
24        22987  Sinunukan V
25        22987  Suka Maju
26        22987  Sundutan Tigo
27        22987  Taluk
28        22987  Tegal Sari
29        22987  Tunas Karya

20.  Kecamatan Muara Batang Gadis

1          22989  Batu Mundam
2          22989  Huta Imbaru
3          22989  Lubuk Kapundung
4          22989  Lubuk Kapundung II
5          22989  Manuncang
6          22989  Panunggulan
7          22989  Pasar II Singkuang
8          22989  Rantau Panjang
9          22989  Sale Baru
10        22989  Sikapas
11        22989  Singkuang I (Pasar I Singkuang)
12        22989  Tabuyung
13        22989  Tagilang Julu

21. Kecamatan Siabu

1          22976  Aek Mual
2          22976  Bonan Dolok
3          22976  Huraba
4          22976  Huraba II
5          22976  Huta Baringin
6          22976  Huta Godang Muda
7          22976  Huta Puli
8          22976  Huta Raja
9          22976  Lumban Dolok
10        22976  Lumban Pinasa
11        22976  Muara Batang Angkola
12        22976  Pintu Padang Jae
13        22976  Pintu Padang Julu
14        22976  Siabu
15        22976  Sibaruang
16        22976  Sihepeng
17        22976  Simangambat
18        22976  Simaninggir
19        22976  Sinonoan
20        22976  Tangga Bosi
21        22976  Tangga Bosi II
22        22976  Tangga Bosi III
23        22976  Tanjung Sialang

22. Kecamatan Bukit Malintang

1          22977  Bange
2          22977  Banua Rakyat
3          22977  Humbang I
4          22977  Huta Bangun
5          22977  Janji Matogu
6          22977  Lambou
7          22977  Malintang Jae
8          22977  Malintang Julu
9          22977  Pasar Baru Malintang
10        22977  Sayur Matua
11        22977  Sidojadi
12        22977  Tambiski

23. Kecamatan Naga Ujung

1          22977  Banua Rakyat
2          22977  Banua Simanosor
3          22977  Humbang I
4          22977  Sayur Matua
5          22977  Tambiski
6          22977  Tambiski Nauli
7          22977  Tarutung Panjang